Kamis, 28 Agustus 2008

Ngabuburit di bulan ramadhan

ngabuburit di bulan ramadhan
What are you doing when you are waiting for breaking the fast.i mean buka puasa
lha dalah kok angel men  boso inggrise . kopas ae lah... ra popo..
Saking Suara Karya onlen
Ke mana Anda ngabuburit hari ini? Jika bosan menghabiskan waktu menunggu saat-saat berbuka puasa di Puncak (Jabar) atau Pantai Karnaval, Taman Impian Jaya Ancol (Jakarta), kenapa tidak ke Banten?
Di daerah yang letaknya tidak begitu jauh dari Jakarta itu Anda akan dihadapkan pada banyak pilihan untuk melakukan ngabuburit. Bisa mengikuti lomba memancing ikan mas di kolam pemancingan umum di pingiran jalan poros Rangkasbitung-Warunggunung-Pandeglang-Serang. Bisa juga menikmati objek wisata Pantai Carita, Pantai Karang Bolong di Anyer, Pantai Salira Indah di Bojonegara, Serang, atau menikmati ajang penyelaman uang logam di kolam pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni.
Jika itu kurang diminati, alternatif lain ada di pemandian air Pegunungan Cikoromoi, Pandeglang. Kolam pemandian tradisional ini saban hari dikunjungi ratusan pengunjung, termasuk warga Jakarta, Bogor, dan Tangerang yang sengaja ngabuburit di kolam itu. Nikmatnya mandi di kolam renang yang airnya sangat dingin itu. Di sekitar pemandian banyak warung makan yang siap menyajikan hidangan ikan bakar dengan aneka macam sambal.
Ada juga warga Jabotabek yang ke daerah selatan Banten. Mereka ngabuburit sambil memancing ikan di bagan-bagan tak jauh dari Pantai Bagedur, Malingping, atau ke Pantai Tanjung Panto di Muara Binuangeun.
"Ke daerah ini ternyata nyaman sekali," komentar Wasis (27), warga Ciledug, Tangerang. Wasis mengatakan, berangkat dari rumahnya selepas subuh ke Tanjung Panto menggunakan kendaraan pribadi. "Asyik banget ngabuburit ke selatan Banten," tutur Wasis lagi. Betapa tidak, selain udaranya nyaman, ikan di perairan Tanjung Panto gampang dipancing. "Buktinya, saya bisa dapat banyak. Sekitar 6 kg ikan kakap merah, ikan pari ayam, dan lobster 2 ekor," ujarnya sambil memamerkan ikan pancingannya.
Dan, yang lebih nikmat lagi, kata Wasis yang karyawan PT Telkom itu, di perjalanan pulang menuju rumahnya di Ciledug, Wasis masih sempat membeli oleh-oleh jajanan pasar khas Ramadhan dari daerah Banten.
Oleh-oleh itu antara lain kue apem putih, serabi, dan balok, yang dibelinya di daerah Batubantar, Pandeglang. Wasis juga membeli buah-buahan di daerah Baros, Serang. Ada timun suri, labu merah, dan blewah.
Lain lagi cerita Dorojatun Kuntjorojakti. Mantan Menko Ekuin pada kabinet kepresidenan Megawati itu menuturkan, ia selalu ngabuburit ke Banten setiap ada waktu luang. Di daerah Anyer, warga Banten asal Rangkasbitung ini memang memiliki vila. "Jadi, kami selalu menikmati udara segar di Anyer. Istimewanya, jalan menuju Anyer-Jakarta mulus. Mencari hidangan khas Ramadhan juga mudah sekali," ujarnya.
Salah satu hidangan khas yang disukai Dorojatun dan keluarganya adalah Ketan Bintul. Hidangan itu hanya dijual di sekitar Pasar Lama, Serang.
Disebut hidangan khas Ramadhan karena muncul hanya di bulan Ramadhan. "Makan seporsi aja udah kenyang. Dan kami sering mengonsumsi ketan bintul setiap usai shalat magrib," katanya menambahkan.
Sekali tempo Dorojatun membawa mitra kerjanya dari Jakarta dan Bandung berbuka puasa di Anyer. Salah satu hidangan yang disajikan keluarganya adalah Ketan Bintul. Ternyata mitra kerja ekonom itu menyukai Ketan Bintul, bahkan ada yang menanyakan apa resep makanan itu dan bagaimana membuatnya.
Akibatnya, muncul seloroh dari mitra kerja Dorojatun kalau ngabuburit ke Banten, jangan lupa Ketan Bintul. "Nikmatnya makanan tradisional Banten itu ternyata tidak mengganggu isi dompet," ujar rekan kerja Dorojatun Kuntjorojakti.
Anda ingin juga menikmati Ketat Bintul? Ngabuburit saja ke Banten. Setelah menikmati objek wisata di daerah ini, datanglah ke Pasar Lama di Jalan Sultan Hasanudin, Serang. Di daerah ini setiap siang hingga malam, ratusan pedagang Ketan Bintul mendirikan tenda-tenda di pinggiran jalan.
Satu porsi hidangan itu, seperti dituturkan Bu Elly dan Bu Siti, dua pedagang Ketan Bintul di Pasar Lama, umumnya terdiri dari empat hingga tujuh irisan ketan putih ukuran 7x7 cm, lalu ditaburi serundeng (serutan kelapa goreng). Lauknya? Tentu saja rendang daging sapi yang sudah diempukkan, lalu ditaburi lagi sedikit gulai semur atau rendang daging sapi.
"Harganya relatif murah, lho. Hanya Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu per porsi," kata Bu Elly, warga Kota Serang, yang mengaku sudah berjualan Ketan Bintul sejak beberapa tahun lalu.
"Saya jualan Ketan Bintul hanya di bulan puasa. Saya juga menyajikan hidangan takjil berupa es cendol, kolak pisang, apem putih, dan sate bandeng," ujar pedagang itu.
Sementara bagi Hj Hernawati, warga Kebon Sawo, Serang, yang sudah 10 tahun berjualan Ketan Bintul di Pasar Lama, mengaku sangat bersyukur masakan Ketan Bintul yang dijualnya disukai banyak tokoh masyarakat Banten, salah satu di antaranya adalah Dorojatun Kuntjorojakti, mantan menteri.
"Selain itu, alhamdulilah, Pak Suryadi Sudirdja, mantan Danrem Banten yang pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Mendagri itu, adalah langganan saya. Kemarin saya ditelepon keluarga Pak Suryadi bahwa beliau akan singgah beli Ketan Bintul pada Sabtu besok," ujar Hj Hernawati. (Ami Herman)
Ngabuburit di Kota Bandung bersama Agni

Blogged with the Flock Browser

Tidak ada komentar:

Posting Komentar