Rabu, 27 Agustus 2008

Makalah Tentang JAmur

PERUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)
 
Tujuan : Mengamati pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram (Pleurotus spp.)
 
PENDAHULUAN
Pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami
tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) dan
spesies kerabat dekat lainnya sangat dikembangkan di pasaran. Semua jenis saprofit
khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dalam
beberapa hal jamur-jamur tersebut hampir sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena
sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar
swalayan adalah jamur tiram putih (P. ostreatus) tetapi adapula jenis lain yang sudah
dibudidayakan seperti yang berwarna merah jambu (P. flabellatus) dan hitam (P.
cystidiosus). Pleurotus spp. umumnya hidup pada kayu sebagai saprob meskipun satu
jenis yaitu P. eryngii dapat hidup sebagai parasit. 
Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk gergaji kayu. Miselium
dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39 ?C. Agar bakal tubuh
buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat
CO2, kelembaban relatif udara dan aerasi. Suhu substrat yang tinggi dapat memicu
pertumbuhan mikroflora termofilik. Mikroorganisme termofilik tumbuh pada kisaran
suhu 30-55o
C, ketika tumbuh mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang lebih
pada substrat sehingga dapat mematikan miselium jamur yang dibudidayakan. Substrat
sebaiknya memiliki konduktivitas panas yang rendah, oleh karena itu susunan tinggi
kompos kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan
tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh
buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Kisaran
konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari P. ostreatus antara 550-
700 ppm. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur
akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Untuk pembentukan tubuh
buahnya Pleurotus spp. diperlukan 8 jam penyinaran cahaya, namun Pleurotus yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral dengan banyak tangkai yang
bercabang.
Bakal tubuh buah atau primordia dari basidiomiset adalah gumpalan kecil yang
terdiri dari kumpulan miselia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Diameter
tubuh buah sekitar 1 mm. Primordia berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat
bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah
tudung. Pada permukaan bawah tudung dari tubuh buah muda terdapat bilah-bilah
(lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat pada tangkai. Pada lamela terdapat sel-sel
pembentuk spora (basidium), yang berisi basidiospora. Basidiospora biasanya dibentuk
pada saat tubuh buah dewasa mengalami kematangan. Selama tepi tudung masih berlipat-
lipat, tubuh buah dikatakan belum dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh
buah mencapai fase dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh
dan spora-spora dapat dilepaskan.
Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi dan bertahan. Karakteristik spora
sering digunakan untuk mempelajari sistematika dan klasifikasi jamur. Para ahli mikologi
dapat menggunakan spora atau lebih tepatnya jejak spora yang dapat membantunya untuk
mengidentifikasi ribuan spesies jamur yang memiliki tudung. Jejak spora adalah
kumpulan spora dalam jumlah besar. Hal ini bisa diperoleh dengan meletakkan tudung
dengan himenium menghadap ke bawah pada selembar kertas putih atau sepotong kaca.
Setelah beberapa jam, terkadang tidak sampai esok harinya, lapisan spora akan
terkumpul. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah muda,
kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan lagi
menjadi ungu dan hitam. Warna spora kadang-kadang dapat dilihat secara visual dengan
melihat lamela pada jamur dewasa, tetapi kadang-kadang warna dari lamela
menyembunyikan warna sporanya.
 
ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan :
1. Bibit P. cystidiosus, P. flabellatus, dan P. ostreatus. 2. Media produksi steril, merupakan kompos dari campuran serbuk gergaji, bekatul,
gips dan kapur.
3. Karton hitam dan putih
4. Kantong plastik
5. Gelas preparat dan gelas penutup
6. Air dan hairsprayer
 
CARA KERJA
1. Satu sendok makan bibit jamur ditanam pada media produksi dan disimpan ditempat
yang gelap sampai seluruh permukaan media ditutupi oleh miselia. 
2. Setelah fase kolonisasi substrat berakhir, sumbat dapat dibuka atau kantong plastik
dilubangi. Media sebaiknya dipindahkan di tempat terang dan teduh. Perubahan
kondisi dapat merangsang pembentukan primordia.
3. Agar perkembangan primordia tidak terganggu, kelembaban media harus dijaga
dengan cara penyiraman.
4. Amati perkembangan primordianya dan jawablah pertanyaan dibawah ini.
- Setelah hari tanam, berapa hari yang dibutuhkan jamur untuk mengkolonisasi
substrat dan untuk pembentukan primordia pertama? Apakah lamela sudah terlihat
sejak awal perkembangan primordia?. Jika lamela terlihat, berarti tudung terbuka.
Apakah tudungnya tertutup kemudian terbuka menjelang dewasa, tidak pernah
tertutup ataukah selalu terbuka sejak awal?. Apakah ujung lamela dekat tangkai
melekat pada tangkai?
- Uraikan ciri-ciri jamur yang dapat saudara kenali dengan mata telanjang dan
gambarlah tubuh buah jamur dewasa serta lengkapi dengan keterangan. Berapa
jumlah tubuh buah dewasa yang dapat dipanen? Berapa tubuh buah dewasa lengkap
dikering udarakan dan setelah kering dimasukkan kedalam kantong plastik dan tuliskan nomor kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan bersama-
sama laporan pada asisten anda.
- Berapa lama substrat dapat dipelihara dengan baik? Buatlah jejak sporanya. Satu
tubuh buah dewasa dipanen dan tudungnya dipisahkan dari tangkainya, sehingga
tudung dapat diletakkan mendatar. Tudung diletakkan diatas karton, mengenai
bagian hitam dan putih. Tudung dan kartonnya diletakkan didalam kantong plastik
dan kapas lembab diletakkan di satu sudut karton untuk menjaga kelembaban.
Setelah 24 jam tudung dan kapas dapat dibuang. Apakah dibawah tudung
ditemukan alur-alur tumpukan spora? Alur-alur spora ini disebut jejak spora.
Apakah warna massa spora pada jejak spora? Warna massa spora pada jejak spora
merupakan salah satu informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi jamurnya.
Semprotkan hairspray tipis-tipis diseluruh area jejak spora dan setelah kering
masukkan kedalam kantong plastik. Dipermukaan luar kantong plastik tuliskan
nomer kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan kepada asisten beserta
laporannya.
- Ambillah beberapa potongan tangkai, panjangnya kurang lebih 1 cm. Perhatikan
apakah tangkai berongga dan apakah tangkainya berserat? Informasi ini juga sering
dipakai dalam identifikasi.
 
 
Blogged with the Flock Browser

Tidak ada komentar:

Posting Komentar