BAB II
IDENTIFIKASI PRODUK DAN LEMBAGA
A. Identifikasi Data
1.
Data Wana Wisata Tanjung Papuma
Wana Wisata adalah objek wisata alam yang berlokasi didalam
kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang didasarkan pada potensi
geofisiknya. Kawasan ini dibangun dan dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan wisata di alam terbuka (Anonim, 1988)
1
. Landasan filosofis
wana wisata adalah menyediakan tempat rekreasi berupa hutan dan
membiarkan hutan sebagaimana adanya dan nilai-nilai khas dari hutan
tersebut tetap lestari.
Wana wisata dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu wana wisata harian
dan wana wisata bermalam. Adapun kedua jenis wana wisata tersebut
adalah :
1. Wana Wisata harian
Berupa alam terbuka dengan pemandangan yagn indah alami.
Fasilitas yang disediakan berupa bangku-bangku, shelter, MCK,
rintisan untuk jalan kaki, tempat bermain anak-anak dan panggung
kesenian.
2. Wana Wisata bermalam
Wana wisata bermalam dibedakan menjadi dua. Bermalam di
alam terbuka dengan mendirikan tenda-tenda menikmati indahnya
sinar bulan yang menimpa lembah ngarai yang menghampar luas,
mendengarkan gemericik air, menerpa batu-batu kali, diselingi
dendang lagu satwa hutan maupun deburan ombak pantak yang tidak
mengenal lelah. Disini diharapkan para wisatawan dapat menikmati
indahnya alam ciptaan Tuhan. Kemudian bagi wisatawan yang tidak
tahan dinginnya angin malam disediakan pasanggrahan dan pondok
wisata.
2
1
‘Chafid Fandeli. Ibid. hal 5’
2
‘Chafid Fandeli. Ibid. hal 6’
Page 2
Universitas Kristen Petra
18
Jenis Wana Wisata Tanjung Papuma adalah jenis wana wisata harian,
dimana para wisatawan tidak hanya akan menikmati keindahan hutan
tetapi juga dapat menikmati keindahan pantai laut selatan.
Letak wana wisata ini berupa daratan yang menjorok ke laut atau
disebut Tanjung, sedangkan nama Papuma merupakan singkatan dari Pasir
Putih dan Malikan.
Tujuan dari pembangunan wana wisata dan obyek wisata alam hutan
oleh Perum Perhutani bertujuan untuk :
1. Menyediakan sarana rekreasi bagi masyarakat agar mendapatkan
kesegaran kembali dari rutinitas kerja yang membosankan.
2. menyediakan sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk
penelitian berbagai manfaat flora, fauna dan ekosistem
3. merangsang pertumbuhan rasa cinta alam dan lingkungan
utamanya bagi generasi muda
4. memelihara kelestarian sumber plasma nutfah dan konservasi
hutan, tanah dan air
5. menggali potensi ekonomi yang terkandung di dalam hutan melalui
penjualan jasa wisata.
6. menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui perluasan
lapangan kerja dan lapangan usaha sebagai dampak dari adanya
obyek wisata hutan.
Sejarah dibukanya usaha wana wisata Tanjung Papuma
Pada 1978 : wana wisata Tanjung Papuma mulai diperhatikan
potensinya
sebagai tempat
wisata
oleh
Perhutani, Perhutani merasa adanya pasir
pantai yang putih akan menjadi salah satu
faktor yang menjual.
Pada 1989 :
mulai dibuka untuk umum, namun masih
harus berjalan kaki dari pantai Watu ulo yang
dikelola oleh pemerintah daerah.
Page 3
Universitas Kristen Petra
19
Pada 1992 :
mulai mendapat perhatian dari pemerintah daerah
dan dibuat jalan aspal, namun pengunjung dikenai
karcis sebanyak dua kali.
Maret 2002 : bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, dan ada
kesepakatan untuk berbagi hasil usaha.
Pada 2004 : sedang merencanakan untuk membuat jalan utama
yang tanpa melalui pantai Watu ulo sehingga
pengunjung tidak dikenai karcis dua kali.
Visi Perhutani sebagai pengelola :
Pengolahan Sumber Daya Hutan sebagai ekosistem di pulau Jawa
secara adil, demokratis, efisien dan “untuk” kesejahteraan
masyarakat.
Misi Perhutani sebagai pengelola :
- Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan
mutu lingkungan Hidup.
- Menyelenggarakan usaha dibidang kehutanan berupa barang dan
jasa guna menumpuk keuntungan perusahaan dan memenuhi
hajat hidup orang banyak.
- Mengelola hutan sebagai ekosistem secara partisipatif sesuai
dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang
optimal bagi perusahaan dan masyarakat.
-Memberdayakan sumber daya manusia melalui lembaga
perekonomian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dan
kemandirian
3
a. Lokasi
Wana wisata Tanjung Papuma memiliki panorama indah dengan
konfigurasi pantai dengan batu-batuan raksasa serta vegetasi yang
hijau. Wana Wisata Tanjung Papuma terletak + 37 km kearah selatan
kota Jember,serta terletak berdekatan setelah + 2 km dengan wisata
3
http://www.perhutani.com
Page 4
Universitas Kristen Petra
20
Watu Ulo dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua/ roda empat
pada jalan aspal Hotmixed.
Areal ini terletak di petak 67 dalam Wilayah Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Wuluhan, Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) Jember dan menurut Administrasi Pemerintahan, daerah ini
termasuk dalam Wilayah Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember.
Gambar 2.1. Sitemap WanaWisata Tanjung papuma
b. Iklim
Suhu minimum 20-25°C dan maksimum 30-32°C dengan
kelembaban udara 70-80%. Curah hujan rata-rata 1.769mm pertahun,
tertinggi pada bulan Desember (239 mm) dan terendah pada bulan
Agustus (11 mm). Menurut Schmidt & Ferguson iklimnya termasuk
type D.
c. Fasilitas
-
Jalan mobil beraspal + 1,30 Km dan tak beraspal + 2,50 Km
lebar rata-rata 3.00 M' dengan tanjakan maksimum 18%.
-
Tempat parkir untuk + 100 mobil dan + 250 sepeda motor.
-
Jalan lintas alam dan pendakian
-
Tempat istirahat di Balairung
-
Bumi perkemahan
-
Kios Makanan
Page 5
Universitas Kristen Petra
21
-
Kios Cindera Mata
-
Shelter
-
Musholla
-
Tempat mainan anak
-
MCK
-
Dan fasilitas penunjang lain ( listrik / air )
c. Pengelola
Pihak pengelola adalah Perum Perhutani yang dikepalai oleh Bapak
Joto dan beranggota 12 staf yang dibagi menjadi 6 divisi yaitu :
-
Petugas loket
-
Pemandu wisata
-
Camp wisata
-
Tata usaha wisata
-
Transportasi
-
Kebersihan
d. Keunikan Obyek Wisata
Keunikan yang hanya dapat dinikmati di Tanjung Papuma :
-
menikmati pemandangan pantai laut selatan dari ‘Siti Hinggil’
atau dari “Gua Jepang” (salah satu tempat Pertahanan Tentara
Jepang melawan Tentara Sekutu) pada ketinggian + 100 M Dpl.
-
Gua Lawa sedalam + 30 m yang dapat dicapai pada saat air laut
surut.
Menurut legenda tempat
ini merupakan
tempat
bersemayam salah satu putri penguasa laut selatan bernama Dewi
Sri Wulan; dan tempat bertapa Kyai Mataram.
-
Lintas alam dan pendakian tebing
-
Pada saat cuaca baik dapat bersampan; memancing dan mandi
laut.
-
Menikmati pemandangan indah yang merupakan perpaduan
antara hutan, laut dan gugusan pulau dewa dan Nusabarung dari
jalan lingkar atas.
Page 6
Universitas Kristen Petra
22
e. Sosial Ekonomi
Desa yang terletak berdekatan dengan Tanjung Papuma adalah
Sumberejo dengan batas-batas wisalah Utara desa Sabrang, sebelah
Timur Sungai Mayang, sebelah Selatan Samudra Indonesia dan
sebelah Barat Hutan Grintingan. Penduduk desa Sumberejo berjumlah
+ 20 ribu jiwa serta memiliki mata pencaharian antara lain sebagai
TNI,
Polisi,
Pegawai
Negeri,
Wiraswasta,
Petani/Peternak,
Pertukangan, Buruh Tani, Nelayan, serta bergerak dalam bidang jasa.
f. Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung merupakan faktor pendukung bagi kelancaran
pengembangan Wana Wisata, karena semakin banyak pengunjungnya,
maka semakin besar pula pendapatan/retribusi yang masuk.
Tabel 2.1. Data pengunjung Wana wisata Alam Tanjung Papuma
Jenis Kendaraan (roda)
Bulan
Pengunjung
Lokal
WISMAN
Pendapatan
6
4
2
Januari
Februari
Maret
April
Mei
84.687*
2.470
4.501
2.383
4.239
16
34
45
30
38
29.168.100
1.061.500
1.921.400
1.059.200
1.859.100
-
6
-
-
12
239
120
-
698
866
600
157
-
1.042
1.590
* Hari Raya Idul Fitri
Sumber : Data Kantor Wana Wisata Tanjung Papuma,1999
Para pengunjung tersebut datang dari berbagai kota bahkan
mancanegara selain dalam kota Jember sendiri, antara lain dari kota
Surabaya, Malang, Pasuruan, Semarang, Jakarta, Bandung, Belanda,
Jepang
Page 7
Universitas Kristen Petra
23
2. Data Pemasaran Potensi Wisata
a. Positioning Wana Wisata Tanjung Papuma
Tanjung Papuma merupakan obyek wisata di Jawa Timur yang
masih perlu banyak melakukan sosialisasi karena masyarakat Jawa
Timur masih banyak yang belum mengetahui obyek wisata tersebut.
Oleh karena itu positioning Tanjung Papuma adalah awareness (tahap
memperkenalkan).
Strategi
promosinya
adalah
memperkenalkan
kelebihan-kelebihan atau potensi yang dimiliki oleh obyek wisata
tersebut.
b. Daya Dukung
Letak Wana Wisata Tanjung Papuma berdekatan dengan letak
Wisata Pantai Watu Ulo, hal tersebut menjadi memberikan keuntungan
bagi pihak wisatawan yang akan berkunjung ke salah satu lokasi
wisata, sebab mereka juga akan mengunjungi tempat wisata berikutnya
karena letaknya yang berdekatan.
Wisata Pantai Watu Ulo telah dikenal sebagai objek wisata
terlebih dahulu sehingga memberikan keuntungan bagi Wana Wisata
Tanjung Papuma karena wisatawan yang sebenarnya hanya akan
mengunjungi Pantai Watu Ulo akan terpancing untuk mengunjungi
Wana Wisata Tanjung Papuma yang letaknya berdekatan.
Page 8
Universitas Kristen Petra
24
c. Sarana Komunikasi Visual yang telah ada
Sarana komunikasi visual yang dimiliki oleh Wana Wisata Tanjung
Papuma berupa media ATL (above the line), yaitu :
-
Billboard yang diletakkan di perempatan jalan yang menuju tempat
wisata Tanjung Papuma.
Gambar 2.2. Billboard Wana Wisata Tanjung Papuma
Serta media BTL (below the line), antara lain :
-
brosur, sebagai media informasi mengenai keindahan wisata alam
di Tanjung Papuma
-
Spanduk yang digunakan apabila ada acara khusus di Tanjung
Papuma
-
Signage sebagai penunjuk arah jalan bagi para pengunjung di
lokasi wisata.
Gambar 2.3. Signage Wana Wisata Tanjung Papuma
Page 9
Universitas Kristen Petra
25
-
Sitemap sebagai penunjuk lokasi tempat wisata beserta fasilitasnya.
Gambar 2.4. Sitemap Wana Wisata Tanjung Papuma
B. Analisis Data
1. Tinjauan Teoritis Analisis
a. Analisis USP (Unique Selling Preposition)
Potensi Alam
Kelebihan yang dimiliki oleh Wana Wisata Tanjung Papuma
adalah pantai dengan pasirnya yang putih serta letak geografis berupa
tanjung sehingga ombak yang datang menghantam tanjung akan
dipantulkan menjadi ombak yang besar sehingga sangat indah
menghiasi panorama pantai, karakteristik ombak yang berbalik arah
tersebut dinamakan dengan malikan.
Potensi Hutan
Kelebihan yang lain yaitu kompleks hutan Londolampesan
memiliki berbagai macam koleksi pohon serut yang mahal harganya
untuk jenis tanaman bonsai, gebang (sejenis kelapa yang berusia
ratusan tahun namun sekali berbuah langsung mati), pohon-pohon
yang ada dalam kompleks hutan lindung tersebut tumbuh secara alami
dan tetap dilestarikan, serta berguna bagi pendidikan.
Page 10
Universitas Kristen Petra
26
Potensi Legenda
Kawasan wisata alam ini juga didukung oleh wisata Pantai Watu
Ulo yang letaknya berdekatan + 2 km, walaupun berbeda pengelola
namun tetap merupakan kesatuan obyek wisata yang berada dalam
kawasan pantai laut selatan, dimana pantai Watu ulo terkenal dengan
legenda Nyi Loro Kidul.
Menurut tradisi Mataram, Ratu Kidul adalah seorang putri
Pajajaran yang telah diusir dari istana karena dia menolak suatu
perkawinan yang diatur oleh ayahnya. Raja Pajajaran ini mengutuk
putrinya : dia dijadikan ratu kaum roh halus dengan istananya di
bawah perairan Samudra Hindia, dan hanya akan menjadi seorang
wanita biasa lagi pada hari Kiamat.
4
Nyi Loro Kidul atau derita laut
selatan merupakan sebutan putri Pajajaran tersebut karena dia harus
menderita dan menjaga laut selatan.
Kepercayaan masyarakat Jawa Timur juga diperkuat dengan
adanya legenda watu ulo, dikisahkan bahwa Nyi Loro Kidul memiliki
hewan peliharaan berupa seekor ular raksasa, karena begitu disayang,
ular tersebut bersikap congkak dan suka berbuat jahat seperti
memangsa penduduk desa terdekat. Para penduduk desa selalu dihantui
oleh rasa ketakutan akan menjadi mangsa si ular.
Oleh sebab itu, melihat rakyatnya ketakutan, sang kepala desa
kemudian menemui sesepuh yang memberikan keris sakti yang ampuh
untuk membunuh ular tersebut. Namun syaratnya ular tersebut harus
dibunuh dengan cara memenggal kepalanya dan harus dilemparkan
sejauh mungkin agar tidak menyatu kembali dengan tubuhnya.
Akhirnya terjadilah pertempuran untuk membunuh ular
raksasa tersebut disaat si ular sedang beristirahat di tepi pantai. Karena
si ular lengah, maka penduduk desa dibawah pimpinan kepala desa
berhasil membunuh ular raksasa tersebut dan memenggal kepalanya
untuk dilempar sejauh mungkin.
4
Dr.Purwadi., M.Hum.Nyai Loro Kidul dan Legitimasi Politik Jawa.Yogyakarta : Media Abadi.
2004. hal 132
Page 11
Universitas Kristen Petra
27
Konon kepala si ular terlempar hingga ke daerah grajagan,
banyuwangi. Sedangkan ekor ular tertinggal di tepi pantai, namun ekor
ular tersebut tiba-tiba mulai mengeras menjadi batu yang banyak
sisiknya dan saat ini disebut sebagai watu ulo atau batu ular, dan dari
dalam tubuh ular muncul seorang putri yang cantik jelita, sayangnya
putri tersebut berkaki seperti naga.
Sang putri merasa bahagia karena dia telah terbebas dari
hukuman yang diberikan Nyi Loro Kidul. Sebagai rasa terimakasihnya,
Sang putri yang bernama Sri Wulan yang merupakan putri Nyi Loro
Kidul, memberkati tempat dimana ekor ular tersebut mengeras menjadi
batu. Sri Wulan berkata bahwa penduduk desa mulai saat ini harus
melestarikan tempat ini karena akan mendatangkan kemakmuran bagi
penduduk itu sendiri. Ucapan Sri Wulan terbukti hingga sekarang,
lokasi tersebut menjadi lokasi wisata untuk melihat keunikan watu ulo
atau batu ular.
5
Bersambung dari legenda tersebut, kepercayaan masyarakat
sekitar wana wisata Tanjung Papuma mengatakan bahwa di dekat
pantai pasir putih Tanjung Papuma terdapat sepasang batu cekung
kembar yang bentuknya seperti tempat duduk. Dipercaya oleh
masyarakat setempat sebagai tempat persinggahan Sri Wulan dan Nyi
Loro Kidul ketika mengunjungi Tanjung Papuma.
Untuk meminta keselamatan serta menghormati Sri Wulan
maka setiap bulan suro diadakan upacara larung sesaji atau labuhan.
Potensi Upacara Adat
Setiap bulan Suro pada Tahun Jawa yang merupakan Tahun
Baru Jawa, masyarakat setempat mengadakan upacara adat yang
disebut dengan larung sesaji atau labuhan. Kepercayaan masyarakat di
daerah ini masih menganut polytheisme sehingga mereka tidak hanya
menyembah kepada Allah (kepercayaan dari agama Islam), tetap juga
kepada dewa-dewa seperti Nyi Loro Kidul dan putrinya Sri Wulan.
5
Watu ulo, cerita asli Indonesia, 2001. Jakarta : Elex Media Merchandising, Kelompok Gramedia,
Anggota IKAPI.
Page 12
Universitas Kristen Petra
28
Upacara ini bertujuan untuk memanjatkan rasa bersyukur atas hasil
alam melimpah yang diberikan oleh Tuhan dan atas keselamatan yang
diberikan oleh Nyi Loro Kidul pada nelayan yang setiap hari
menangkap ikan di Samudra Hindia.
Prosesi upacara larung sesaji ini terdiri dari persiapan sesajian yang
disediakan antara lain berupa pisang raja dua sisir, sebuah kelapa
gading, beras berwarna kuning, kelapa gading muda, nasi sego gulung,
panggang buceng, kepala kambing, jajan pasar tujuh macam warna.
Sesaji tersebut kemudian dibawa oleh pager ayu dan pager bagus
yang dipimpin oleh pemimpin upacara yang akan melakukan gerakan
tarian sebagai ajakan untuk mengikuti dia. Barisan arak-arakan terdiri
dari pager ayu dan pager bagus yang membawa sesaji, diikuti oleh
sekelompok pria yang memanggul perahu mini yang nantinya dipakai
sebagai
tempat
menghantarkan sesaji
kelautan. Dan barisan
belakangnya adalah para pejabat dan tetua yang diundang sebagai tamu
untuk menghadiri upacara larung sesaji ini.Barisan paling belakang
adalah pemain alat musik khas Jawa yaitu jenis musik Gending, agar
suasana jalannya upacara lebih khusuk dan menarik.
Perhentian pertama dari arak-arakan ini adalah di batu cekung
kembar Sri Wulan, di tempat ini sesaji diletakkan dan kedua orang
tetua yang dihormati oleh penduduk mengucapkan doa-doa untuk
memanjatkan rasa syukur kepada Sri Wulan sambil membakar
kemenyan. Terasa sekali suasana mistis pada saat upacara.
Setelah kedua tetua memanjatkan doa, sesajian kembali dibawa
oleh pager ayu dan pager bagus lalu bersama dengan arak-arakan
menuju ke tepi pantai, disana kedua tetua juga membakar kemenyan
dan memanjatkan doa-doa kepada Yang Maha Kuasa serta Nyi Loro
Kidul yang dianggap sebagai penguasa laut selatan agar menerima
persembahan sesaji ini. Kemudian sesaji diletakkan kedalam perahu
mini dan siap untuk dihantarkan kelautan oleh sekelompok penjaga
pantai. Setelah perahu mini berada cukup tengah baru kemudian
penghantar perahu mini kembali ke tepi pantai.
Page 13
Universitas Kristen Petra
29
Upacara larung sesaji selesai, biasanya dilanjutkan dengan acara
syukuran dengan disediakan macam-macam hidangan untuk para
undangan, diiringi oleh musik gending dan wayangan.
a. analisis SWOT
Wana Wisata Tanjung Papuma
Strength
1. Letak wana wisata Tanjung Papuma berada diantara pantai
dan hutan, sehingga udaranya sejuk dan berbau khas
pepohonan sehingga terasa segar. Dengan udara yang sejuk
tersebut maka para pengunjung akan merasa nyaman untuk
berwisata di Tanjung Papuma karena biasanya udara pantai
sangat panas dan tidak ada tempat untuk berteduh.
2. Lokasi Wana wisata Tanjung Papuma masih lestari sehingga
pengunjung dapat merasakan hidup di alam bebas yang
berbeda dengan tempat tinggalnya di perkotaan.
3. Pengelolanya adalah Perum Perhutani yang visi dan misi
pekerjaannya adalah untuk melestarikan kekayaan alam baik
hutan maupun pantai sehingga para staf pengelola sungguh-
sungguh menyadari arti
pentingnya
untuk menjaga
kelestarian dan keaslian alam dari kerusakan orang-orang
yang tidak bertanggungjawab.
4. Wana Wisata Tanjung Papuma termasuk kawasan pantai
laut selatan yang menurut legenda dikuasai oleh Nyai Roro
Kidul, adanya legenda tersebut dapat menambah daya tarik
wisata, serta peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya.
Serta adanya ritual Larung Sesaji pada bulan Suro untuk
memberikan sesajian kepada Nyai Roro Kidul sang
penguasa pantai laut selatan
5. Kompleks Hutan Londolampesan yang koleksinya terdiri
dari pohon-pohon yang unik dan mahal harganya seperti
gebang (mirip dengan kelapa namun umurnya sudah ratusan
Page 14
Universitas Kristen Petra
30
tahun dan sekali berbuah akan langsung mati), pohon serut
(pohon yang kualitasnya sangat baik untuk dijadikan
bonsai), hutan produksi yang ditanami pohon jati, sangat
mahal harganya apabila diolah menjadi perabot serta
berbagai tanaman seperti bunga leduri yang beracun,
getahnya dapat menanggalkan gigi. Adanya ekosistem hutan
juga terdiri dari berbagai hewan seperti macan, monyet, babi
hutan, ayam hutan, serta biawak yang sudah langka dan di
hutan Londolampesan ini masih banyak sehingga menjadi
koleksi hewan yang dilindungi.
6. Keadaan geografis kedalaman pantai laut selatan terkenal
curam dan memiliki ombak yang besar sehingga banyak
ikan, hal tersebut menyebabkan banyak permintaan akan
konsumsi ikan dan lobster untuk dinikmati oleh wisatawan
pada saat berkunjung ke wana wisata Tanjung Papuma, hal
tersebut menambah mata pencaharian bagi para penduduk di
sekitarnya
Weakness
1. Karena tempat wisata ini berasal dari hutan sehingga tidak
ada penduduk asli yang bermukim disana, akibatnya tidak
ada adat istiadat tertentu yang berkembang disana. Hal
tersebut mengurangi daya jual sebuah wisata.
2. Kurang melakukan kegiatan promosi sehingga hanya
masyarakat disekitar kecamatan Wuluhan dan Ambulu saja
yang mengetahui lokasi wana wisata Tanjung Papuma
tersebut.
Masih sedikitnya kunjungan wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara mengakibatkan kurang aktifnya pengelola
untuk menambah fasilitas umum yang disediakan.
Page 15
Universitas Kristen Petra
31
Opportunity
1. Adanya kegiatan promosi akan mengundang para investor
baik dalam maupun luar negeri yang tertarik dengan
kekayaan alam wana wisata Tanjung Papuma untuk
membantu bekerjasama dalam pengembangan fasilitas bagi
wisatawan, misalnya fasilitas kolam renang yang saat ini
sedang dalam perencanaan.
2. Wana wisata Tanjung Papuma dapat dikembangkan sebagai
tempat wisata yang tidak hanya sebagai tempat rekreasi saja
tetapi juga memberikan pengetahuan dan pendidikan
mengenai kekayaan hutan maupun laut, misalnya dengan
lebih
memanfaatkan sarana
camping dengan disertai
berbagai acara untuk mendekatkan para peserta dengan alam
yang dibawakan oleh pemandu wisata yang sudah mengenal
daerah wana wisata Tanjung Papuma.
3. Pelopor untuk mengadakan suatu kampanye wisata yang
bertujuan untuk menyadari akan arti pentingnya peduli dan
menghargai
kekayaan
alam
sehingga
meminimalkan
kerusakan tempat wisata yang sebagian besar diakibatkan
oleh
pembuangan
sampah
sembarangan
oleh
para
wisatawan. Kerusakan kekayaan alam sebagai daya jual
sebuah tempat wisata sudah banyak terjadi diberbagai
tempat wisata terutama di daerah Jawa Timur.
Threat
1. Adanya orang-orang yang menebangi pohon jadi yang ada
di kompleks hutan produksi dan tidak menggantinya
dengan menanam kembali tunas pohon sehingga jika
dibiarkan terus menerus, hutan akan gundul dan berbagai
bencana alam akan terjadi.
2. Tidak adanya kesadaran para wisatawan maupun penduduk
setempat
akan
berharganya
kekayaan
alam dengan
berperilaku yang bersifat merusak tempat wisata, selain
tempat wisata tersebut tidak menarik lagi, ekosistemnya juga
Page 16
Universitas Kristen Petra
32
akan rusak. Hal tersebut selain merugikan pengelola, para
wisatawan juga merugikan masyarakat itu sendiri, sebab
pengembangan fasilitas dari tempat wisata juga bertujuan
bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
3. Berbagai macam bentuk sovenir dari kekayaan laut seperti
karang serta kekayaan hutan seperti kayu haruslah diambil
dari karang maupun kayu
yang sudah mati bukan
menebangnya karena hal tersebut akan merusak ekosistem
baik laut maupun hutan.
4. Suatu tempat wisata tidak dapat membangun suatu citra
yang mengharapkan loyalitas dalam diri masing-masing
wisatawan untuk terus mengunjungi satu tempat yang sama
karena wisatawan bertujuan untuk melepaskan kejenuhan
dari aktivitas sehari-hari dengan melihat berbagai macam
objek wisata. Tidak seperti suatu produk yang dapat
menanamkan citra agar konsumen loyal terhadap produk
tersebut. Sehingga Wana wisata Tanjung Papuma harus
mengambil langkah untuk memperluas promosi wisatanya
baik melalui media maupun secara subjektif dari persepsi
positif wisatawan yang telah berkunjung kesana agar
menarik minat banyak orang untuk menikmati secara
langsung.
Page 17
Universitas Kristen Petra
33
Wisata Pantai Watu Ulo
Strength
1. Wisata Pantai Watu Ulo lebih dulu dikenal oleh masyarakat
setempat maupun yang tinggal di luar kota.
2. Adanya legenda yang dipercayai penduduk setempat bahwa
bebatuan memanjang yang berbentuk seperti ekor ular
merupakan penjelmaan dari ekor ular peliharaan nyi Loro
Kidul yang berubah mengeras.
3. Adanya
Ritual
Larung
Sesaji
untuk
memberikan
penghormatan kepada Tuhan serta Nyi Roro Kidul sebagai
penguasa laut selatan.
4. Letaknya terlihat lebih dahulu karena lebih dekat dengan
jalan utama sehingga wisatawan tidak kesulitan untuk
menemukan lokasi wisata.
Weakness
1. Kekayaan
alamnya
telah
mengalami
kerusakan, pasir
putihnya telah berganti menjadi pasir hitam, banyak rumah-
rumah penduduk yang dibangun didepan pantai, sehingga
wisatawan tidak dapat menikmati pemandangan dengan
leluasa.
2. Tidak memiliki kompleks hutan sehingga udaranya lebih
panas. Pihak pengelola kemudian mengadakan program
penanaman pohon untuk menambah kesejukan panorama.
3. Pihak warga setempat kurang memiliki kesadaran akan
pelestarian kekayaan
alam
sehingga mereka
dengan
seenaknya membangun kompleks perumahan didepan pantai.
4. Kurangnya fasilitas yang akan dipakai oleh wisatawan
terutama shelter yang berfungsi sebagai tempat berteduh.
Page 18
Universitas Kristen Petra
34
Opportunity
1. Pemerintah Daerah sebagai pihak pengelola Wisata Pantai
Watu Ulo dapat merencanakan kampanye mengenai sadar
wisata yang dilanjutkan dengan membudayakan Sapta Pesona
yang terdiri dari Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah
Tamah dan Kenangan agar dapat menggalang sikap perilaku
sebagai tuan rumah yang baik, meningkatkan peran serta
masyarakat.
2.
Meningkatkan fasilitas untuk mendukung kenyamanan
wisatawan dalam menikmati panorama keindahan alam
pantai Watu Ulo.
3. Melaksanakan program pelatihan untuk para staf pengelola
agar lebih cekatan dalam menjaga dan melestarikan kekayaan
alam pantai Watu Ulo.
Threat
1. Apabila kesadaran wisata tidak segera dipupuk maka
perilaku negatif baik masyarakat maupun pengunjung akan
semakin parah akibatnya kekayaan alam pantai Watu Ulo
lama kelamaan akan punah.
2. Berbagai contoh perilaku negatif yang ada saat ini akan
menimbulkan
persepsi
dalam diri
wisatawan
untuk
merendahkan dan tidak menaati peraturan wisata serta akan
berbuat perilaku negatif yang sama.
Page 19
Universitas Kristen Petra
35
2. Kesimpulan Analisis Data
Wana
wisata
Tanjung
Papuma
perlu
berusaha
untuk
memperkenalkan kekayaan alamnya dengan memulai promosi wisata agar
mendapat kunjungan wisata serta memberikan keuntungan berupa
peningkatan fasilitas yang dapat berguna bagi masyarakat dan wisatawan
serta untuk menambah devisa negara.
Pariwisata sebagai salah satu penyumbang devisa negara dalam
sektor nonmigas serta bertujuan untuk memperluas dan meratakan
kesempatan berusaha dan lapangan kerja, terutama bagi masyarakat
setempat, mendorong pembangunan daerah, serta memperkenalkan alam,
nilai dan budaya bangsa. Dalam pembangunan kepariwisataan, tetap dijaga
terpeliharanya kepribadian bangsa, dan kelestarian serta mutu lingkungan
hidup.
Agar kegiatan promosi wisata tersebut efektif, hal utama yang
harus diperhatikan adalah kondisi obyek wisata senantiasa harus selalu
terjaga dan lestari karena kekayaan alam merupakan aset yang ditawarkan
dalam promosi wisata ini.
Untuk menjaga kelestarian kekayaan alam baik laut maupun hutan,
pihak pengelola wajib untuk menggalakkan kampanye sadar wisata dan
meningkatkan citra pariwisata di kalangan masyarakat dengan upaya
pemahaman dan penghayatan makna Sapta Pesona, yaitu Aman, Bersih,
Tertib, Sejuk, Indah, Ramah-Tamah, dan Kenangan yang disebabkan oleh
Akomodasi yang nyaman, Makanan dan Buah-buahan khas daerah yang
lezat, Atraksi Budaya yang mempesona dan Cinderamata yang mungil,
menarik dengan harga yang wajar.
Blogged with the Flock Browser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar