Minggu, 17 Januari 2010

Bos iPhone Lebih Suka Ponsel Nexus One


Siapa sangka, ponsel Nexus One yang belum lama dirilis Google, ternyata lebih digemari Steve Wozniak. Padahal, pria ini merupakan co-founder Apple bersama Steve Jobs, sosok utama yang membesut ponsel sentuh iPhone.

Woz, demikian ia akrab disapa teman-temannya, membuat pernyataan mengejutkan dalam sebuah wawancara yang disiarkan jaringan televisi NBC. Ia mengaku lebih
suka Nexus One ketimbang iPhone.

"(Gadget favorit saya) yang terbaru bukan produk buatan Apple. Baru keluar kemarin," jawab Woz merujuk ke ponsel Nexus One, saat ditanya apa gadget terfavoritnya saat ini.

Seperti detikINET kutip dari Telegraph, Minggu (17/1/2010), Woz dalam wawancara itu mengaku langsung membeli ponsel Nexus One begitu diluncurkan Google kali pertama pada 5 Januari lalu.

Dari situ terungkap pula, bahwa Nexus One bukan satu-satunya ponsel dengan platform Android yang ia miliki. Ayah tiga anak ini juga punya Motorola Droid, serta dua ponsel lainnya sebagai alat komunikasi utama, dan tentu saja itu iPhone.

"Terkadang saya membawa Droid di pinggang dan juga Nexus One. Namun ponsel utama saya tetap iPhone," ia menegaskan.

Meski punya dua ponsel Android, bukan berarti Woz memang benar-benar suka dengan sistim operasi peranti terbuka itu. Pria nyentrik ini mengaku tidak puas dengan
sejumlah ponsel Android, Nexus One dan Droid adalah pengecualian.

"Saya punya beberapa ponsel Android, yang lebih awal tak memuaskan. Droid dan Nexus One termasuk ponsel yang hebat, namun tidak untuk semua Android," ujarnya.

Woz pun akhirnya mengungkap, bahwa ia mengoleksi ratusan jenis ponsel cerdas dengan berbagai merek, termasuk ponsel ekslusif buatan Motorola tahun 90-an
yang tidak dijual bebas di pasaran.

Pria satu ini juga mengaku selalu membeli gadget baru yang memang menarik perhatiannya. Woz pun pernah mencoba menjadikan BlackBerry sebagai ponsel
utamanya sehari-hari. Namun ternyata ia tak begitu suka.

Dari semua gadget yang ia miliki, Woz sendiri tak bisa menyebutkan mana yang terbaik. Sebab menurutnya, memang tidak ada yang terbaik, termasuk iPhone buatan Apple. Semua tergantung kebutuhan, begitu katanya.

iPhone, bahkan sempat dikritik keras oleh Woz. Sebab, versi awal dari ponsel itu tidak mendukung jaringan 3G, juga tidak terbuka untuk para pengembang aplikasi ponsel. Dan yang paling mengejutkan, Woz ternyata suka mengoprek dan membobol iPhone miliknya dengan cara jail break agar bisa menjalankan berbagai aplikasi. Waduh!

Xiao Tian Hacker Cantik dari Negeri China




Google baru-baru ini menyatakan siap mengundurkan diri dari China dan menutup seluruh operasional mereka di sana. Alasannya, raksasa mesin pencari itu sudah tidak tahan dengan gelombang serangan yang dilancarkan para hacker asal negeri tirai bambu tersebut.

David Drummond, Senior Vice President, Corporate Development and Chief Legal Officer Google menyebutkan, pihaknya mendapati adanya ‘serangan yang sangat canggih’ yang berasal dari China terhadap infrastuktur Google.

“Serangan-serangan ini membuat kami memutuskan untuk meninjau kelayakan operasi bisnis kami di China,” sebut Drummond blog resmi Google, 12 Januari 2010.

Langkah Google yang memilih mundur dari China menunjukkan dahsyatnya komunitas hacker di negeri tersebut.

Sampai Juli 2008, diperkirakan terdapat 4 juta orang hacker yang tergabung dalam berbagai komunitas hacker. Salah satunya adalah kelompok hacker khusus wanita yang menamakan diri Cn Girl Security Team.

Kelompok hacker ini dipimpin oleh gadis kelahiran Hunan, 6 September 1989 bernama Xiao Tian.

Dalam benak, kita mungkin membayangkan bahwa tipikal seorang hacker adalah remaja yang beranjak dewasa, dengan penampilan seadanya – kalau tidak dibilang buruk rupa – dengan kacamata tebal, perokok berat, rambut acak-acakan tak terawat dan jarang mandi karena menghabiskan sebagian besar hidupnya di depan komputer.

Ternyata tidak demikian dengan Xiao Tian. Meski menyebutkan ia sering begadang dan sesekali merokok, tetapi penampilannya sangat apik. Sepintas, melihat penampilannya, Anda mungkin tak akan menyangka bahwa ia merupakan pimpinan dari kelompok hacker yang anggotanya mencapai lebih dari 2.200 orang hacker wanita.

Xiao Tian menyebutkan, ia membuat kelompok tersebut karena ia merasa bahwa perlu ada tempat bagi gadis remaja sepertinya, yang merasa tersingkirkan dari dunia hacker yang disesaki oleh hacker pria yang menganggap bahwa hacker wanita tidak memiliki skill yang cukup.

Perlahan tapi pasti, Xiao Tian dan kelompok hackernya mulai menerobos dominasi pria di dunia hacking. Mereka mengincar status selebritis yang disandang oleh para hacker di China sekaligus membuka peluang ‘karir’ yang menggiurkan yang tersedia bagi hacker yang memiliki reputasi tinggi.

Meski anggota klub hacker Xiao Tian masih relatif kecil dibandingkan dengan populasi hacker di China, akan tetapi ‘organisasi’ hackernya mungkin merupakan salah satu kelompok hacker perempuan terbesar di China.



Scott Henderson, seorang pensiunan tentara AS yang merupakan pengamat dan penulis The Dark Visitor: Inside the World of Chinese Hackers pernah menyebutkan pada DNA India. “Aspek unik dari hacker China adalah rasa nasionalisme dan kolektivitas. Ini kontras dengan stereotip hacker barat yang umumnya mandiri dan bekerja secara individual di ruang bawah tanah tempat tinggal mereka,” ucapnya.

Akan tetapi, belakangan, kecenderungan yang terjadi adalah ‘tentara cyber’ tersebut terpecah-pecah dan membentuk kriminal kapitalis dan mulai meninggalkan rasa nasionalisme mereka.

Meski demikian, Henderson menyebutkan, suatu saat jika ada konflik yang melibatkan China, hacker tentu akan memobilisasi kelompok mereka dan terlibat dalam perang dunia maya. Dan jika saatnya tiba, ‘jenderal’ Xiao Tian mungkin akan menjadi salah satu pemimpin pasukan tentara China tersebut.